PRINSIP-PRINSIP
PENGEMBANGAN KURIKULUM
A.
PENDAHULUAN
Membicarakan
permasalahan kurikulum pada hakikatnya sangat kompleks karena banyak faktor
yang terlibat di dalamnya[1].
Kurikulum merupakan salah satu dari oprasional dalam pendidikan yang diajarkan
dalam artian materi itu sendiri,. Sedangkan kurikulum adalah sebuah materi yang
disusun secara sistematis untuk mencapai sebuah tujuan yang telah tetapkan.
Ketika kita
membicarakan persoalan kurikulum, kita tidak bisa terlepas dari persoalan
hakikat dalam pengembangan kurikulum yang meliputi landasan atau asas-asas
tertentu. Asas/ landasan tersebut meliputi asas filosofi yang pada hakikatnya
dalam melakukan pengambangan kurikulum adalah menentukan tujuan umum
pendidikan. Asas Sosiologis yang memberikan dasar untuk menentukan dasar apa
yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan
perkembangan ilum pengetahuan dan teknologi. Asas Organisatoris yang memberikan
dasar-dasar dalam membentuk bagaimana bahan pelajaran disusun, bagimana luas
dan cakupannya. Asas psikologis yang memberikan prinsip-prinsip perkembangan
dalam berbagai aspek serta cara-caranya belajar agar bahan yang disediakan
dapat dicernakan dan dikuasai oleh anak didik sesuai dengan taraf
perkembangannya.
Dalam
melakukan pengembangan kurikulum diperlukan beberapa komponen yang menjadi
pertimbangan dalam penyusunan kurikulum meliputi tujuan, bahan ajaran, proses
belajar mengajar dan penilaian. Komponen ini mempunyai keterkaitan yang sangat
erat antara satu komponen dengan komponen lainnya, mulai dari tujuan, proses
belajar-mengajar dan penilaian ini tidak boleh saling berlawan. Jika terjadi
saling berlawanan maka antara nilai kongnisi, afeksi dan psikomotorik akan
menjadi berlainan dalam pengajaran dan pembelajarannya, khusunya proses
penilaiannya. Kurikulum yang dihasilkan oleh dan atas pilihan para pengembang kurikulum
diharapkan akan memberikan hasil yang diinginkan menurut apa yang dirumuskan
dalam tujuannya.[2]
Untuk
lebih jelasnya kita akan membahas tentang bagaimana prinsip-prinsip dalam
mengembangkan kurikulum secara lebih mendetail.
B.
PEMBAHASAN
1.
Pengertian
Kurikulum
Istilah
Kurikulum berasal dari bahsa latin “ curriculum “ semula berarti “ a running
course, or race course, especially a chariot race course “ dan terdapat pula
dalam bahasa prancis “ courier “ artinya
to run , berlari ” kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “ courses “
atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.[3]
Dalam
UU No. 2 tahun 1989 disebutkan bahwa pelaksanaan suatu kurikulum dalam sutuan
pendidikan didasarkan atas kuriulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum
yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan cirri khas suatu
pendidikan yang bersangkutan. [4]
Definisi
kurikulum yang popular adalah “ the curriculum of a school is all the
experience that pupils have under the guidance of the school “ yakni segala
pengalaman anak disekolah dibawah bimbingan sekolah.[5]
Dalam
pandangan pendidikan Islam, disampaikan bahwa kurikulum pendidikan Islam pada
periode Rasulullah baik di Makkah maupun di Madinah adalah al-Qur’an yang Allah
wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami
ummat Islam pada saat itu, [6]
Berdasarkan
beberapa pengertian di atas, Penulis
dapat mengambil intisari bahwa kurikulum merupakan sekumpulan materi ajaran
yang berbentuk ringkasan kata-kata kunci yang disusun secara sistematis untuk
memudahkan seorang pengajar melakukan proses penyusunan, melakukan
pembelajaran, dan melakukan penilaian dalam proses belajar mengajar yang
disesuaikan dengan tujuan pendidika yang ada. Apakah kurikulum tersebut sudah
sesuai dengan kompetensi atau belum dengan kebutuhan peserta didik ?
Dalam pengembangan kurikulum harus melihat secara
jelas tentang perumusan tujuan kurikulum kemudian penentuan/pemilihan bahan
ajar, proses belajar mengajar dan yang terakhir adalah membuat alat penilaiannya,[7]
lihat gabar berikut :
Dari konsepsi di atas dapat dilihat secara
jelas tentang perencanaan dalam penyusunan kurikulum. Dalam melakukan
penyususnan kurikulum harus memperhatikan langkah-langah dalam penyusunan,
kurikulum mempunyai empat komponen utama yaitu tujuan, bahan pelajaran, proses
belajar mengajar dan penilaian. Dalam pengembangan kurikulum komponen tersebut
harus diperhatikan, karena antara komponen satu dengan komponen yang lain
saling berhubungan yang erat dan saling ketergantuang.[8]
2.
Prinsip-Prinsip Pengembangan
Kurikulum
Satuan
pendidikan yang akan melakukan pengembangan kurikulum harus memperhatikan
beberapa hal tentang keterkaitan ilmu secara teoritis tentang pengembangan
kurikulum meliputi struktur kurikulum, konsep-konsep kurikulum, tujuan kurikulum,
bahan pelajaran, anak didik, organisasi kurikulum, evaluasi kurikulum dan
langkah/ prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri.
Dalam
pembahasan makalah ini, penulis tidak akan mengurai secara rinci tentang
hal-hal yang terkait di atas, penulis hanya akan menjelaskan dan menyebutkan
langkah/ prinsip pengembangan kurikulum secara umum kemudian baru akan
menjelaskan secara lebih khusus membidik persoalan kurikulum Islam.
Penulis
membuat sekema tersebut, dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemahan makalah ini
dan kesesuaian antara proses perkuliahan yang kita lakukan (sebagai calon pendidik Islam) kita
minimal memahami sebagian tentang prinsip-dalam pengembangan kurikulum Islam.
Dalam
melakukan pengembangan kurikulum, satuan pendidikan harus memegang prosedur
dasar yang harus diperhatikan, meliputi :
a.
Pengembangan
kurikulum harus memperhatikan secara mendetail tentang aspek filsafah, aspek
psikologi atau kebutuhan masyarakat, serta kesesuaian dengan tingkat
perkembangan anak didik.
b.
Harus melihat
kepada prinsip-prinsip pembinaan dan pengembangan kurikulum yaitu (i) prinsip
relevansi, aksudnya adalah adanya kesesuaian dengan lingkungan baik social,
geografis, maupun lingkungan keluarga, (ii) prinsip efektifitas, yaitu sejauh
mana penambahan mata pelajaran itu menyumbang pencapaian tujuan pendidikan
sekolah/ madrasah, (iii) prinsip efisiensi, yaitu sampai seberapa jauh
sumber-sumber yang ada dilingkungan itu mendukung pelaksanaan pembelajaran itu,
(iv) prinsip kontinuitas, yaitu apakah mata pelajaran itu merupakan prasyarat
untuk mata pelajaran lain atau dapat dikembangkan lebih lanjut di tingkat yang
lebih tinggi.[9]
Beberapa
pendapat tentang prinsip atau langkah-langkah dalam melakukan pengambangan
kurikulum :
1.
Menurut Model
Tyler
Dalam pengembangan kurikulum, Model Tyler
mengemukakan beberapa pertanyaan dalam mengembangkan pendidikan sebagai berikut
:
a.
Tujuan
pendidikan apa yang ingin dicapai sekolah/ madrasah ?
b.
Pengalaman-pengalaman
edukatif apa yang dapat diberikan agar tujuan itu kiranya dapat dicapai ?
c.
Bagimanakah
bahan itu harus diorganisasi agar efektif ?
d.
Bagaimanakah
dapat ditentukan apakah tujuan itu dapat tercapai ?
Dari pendapat Model Tyler dapat disimpulkan bahwa
prinsip atau langkah dalam melakukan pengembangan kurikulum adalah menentukan
tujuan pendidikan, menentukan proses belajar mengajar, menentukan organisasi
kurikulum, menentukan cara menilai hasil belajar
2.
Model Hilda Taba
Dalam pandangan Hilda Taba pengembangan kurikulum
dilakukan secara umum dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.
Menetukan tujuan
pendidikan
·
Merumuskan
tujuan umum
·
Mengklasifikasi
tujuan-tujuan
·
Merinci
tujuan-tujuan berupa pengetahuan (fakta, ide, konsep), berfikir, nilai-nilai,
sikap, emosi dan perasaan, ketrampilan.
·
Merumuskan
tinjauan dalam bentuk yang spesifik
b.
Menseleksi
pengalaman belajar
·
Relevansi dengan
kenyataan sosial
·
Balance ruang
lingkup dan kenyataan
·
Menentuan
pengalaman belajar yang luas serta beraneka ragam
·
Penyesuaian
dengan pengalaman serta kebutuhan dan minat siswa.
c.
Mengorganisasi
bahan kurikulum dan kegiatan belajar
·
Menetukan
organisasi kurikulum
·
Menentukan
urutan
·
Mengusahakan
integrasi
·
Menentukan focus
pelajaran
d.
Mengevaluasi
hasil kurikulum
·
Menentukan
criteria penilaian
·
Menyusun program
evaluasi komprehenship
·
Teknik
pengumpulan data
·
Interpretasi
data evaluasi
·
Menterjemahkan
evaluasi kedalam kurikulum.[10]
3.
Menurut al-Taumi
prinsip dasar yang di jadikan pegangan pada waktu menyusun kurikulum ada 7
macam yaitu:
a.
Prinsip pertama;
pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilainya. Maka setiap
yang berkaitan dengan kurikulum teremasuk falsafah, tujuan, kandungan, metode
mengajar, cara-cara perlakukan dan hubungan yang berlaku dalam lembaga
pendidikan harus berdasarkan pada agama dan ahlak Islam.
b.
Prinsip kedua
; prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum
c.
Prinsip ketiga
; keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan kurikulum. Kalau ia
memberikan perhatian besar aspek sepiritual dan ilmu syariat, tidaklah ia
membolehkan aspek spiritual itu melampaui aspek penting yang lain dalam
kehidupan, juga tidak boleh ilmu syariat melampaui ilmu, seni dan kegiatan lain
yang tidak dapat harus diadakan untuk individu dan masyarakat.
d.
Prinsip keempat;
berkaitan dengan bakat, minat, keapuan, dan kebutuhan pelajar
e.
Prinsip kelima
; peeliharan perbedaan individu di antara pelajar dan bakat, minat, kemampuan,
kebutuhan dan masalahnya, dan jangan memelihara perbedaan dan kelainan di
antara alam sekitar dam masyarakat.
f.
Prinsip keenam
; prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang menjadi sumber pengambilan
falsafah, prinsip, dasar kurikulum, metode pengajaran pendidikan Islam mencela
keras sifat meniru (taklid) secara
membabi buta dan membeku pada yang kuno yang diwarisi dan mengikuti tanpa
melakukan proses pendalaman atau selidik.
g.
Prinsip ketujuh
; prinsip peraturan antara mata pelajaran, pengalaman dan kreativitas yang
terkandung didalam kurikulum.[11]
C.
KESIMPULAN
Berdasarkan
pembahasan makalah di atas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.
Kurikulum
merupakan sekumpulan materi ajaran yang berbentuk ringkasan kata-kata kunci
yang disusun secara sistematis untuk memudahkan seorang pengajar melakukan
proses penyusunan, melakukan pembelajaran, dan melakukan penilaian dalam proses
belajar mengajar yang disesuaikan dengan tujuan pendidika yang ada. Apakah
kurikulum tersebut sudah sesuai dengan kompetensi atau belum dengan kebutuhan
peserta didik.
2.
Melihat begitu
banyaknya pendapat tentang prinsip pengembangan kurikulum, secara umum
prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut penulis harus terdapat hal-hal
sebagai berikut :
a.
Tujuan
pendidikan
b.
Proses
pembelajaran
c.
Pengelolaan/
pengorganisasian kurikulum
d.
Penilaian hasil
belajar/ cara penilaian hasil belajar.
DAFTAR PUSTAKA
Nasution, S, Prof.,
DR., M.A., Pengembangan Kurikulum,
Bandung, Citra Aditiya Bakti, 1993
Murtadho Ali, Drs., H.,
M.Pd.I., Sejarah Pendidikan Islam,
Jepara, INISNU, 2012
Suetjipto, Prof., dan
Kosasi Raflis, Drs., M.Sc.,Profesi
Keguruan, Jakarta, Rinika Cipta, 1999
Nur Uhbiyati, Dra.,
Hj., dan Hamdi Abu, Drs., H., Ilmu
Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 1998
mts mafa go!!!!!!!!!!!!!
BalasHapus