Rabu, 07 November 2012

Peinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum



PRINSIP-PRINSIP PENGEMBANGAN KURIKULUM


A.    PENDAHULUAN
Membicarakan permasalahan kurikulum pada hakikatnya sangat kompleks karena banyak faktor yang terlibat di dalamnya[1]. Kurikulum merupakan salah satu dari oprasional dalam pendidikan yang diajarkan dalam artian materi itu sendiri,. Sedangkan kurikulum adalah sebuah materi yang disusun secara sistematis untuk mencapai sebuah tujuan yang telah tetapkan.
Ketika kita membicarakan persoalan kurikulum, kita tidak bisa terlepas dari persoalan hakikat dalam pengembangan kurikulum yang meliputi landasan atau asas-asas tertentu. Asas/ landasan tersebut meliputi asas filosofi yang pada hakikatnya dalam melakukan pengambangan kurikulum adalah menentukan tujuan umum pendidikan. Asas Sosiologis yang memberikan dasar untuk menentukan dasar apa yang akan dipelajari sesuai dengan kebutuhan masyarakat, kebudayaan, dan perkembangan ilum pengetahuan dan teknologi. Asas Organisatoris yang memberikan dasar-dasar dalam membentuk bagaimana bahan pelajaran disusun, bagimana luas dan cakupannya. Asas psikologis yang memberikan prinsip-prinsip perkembangan dalam berbagai aspek serta cara-caranya belajar agar bahan yang disediakan dapat dicernakan dan dikuasai oleh anak didik sesuai dengan taraf perkembangannya.
Dalam melakukan pengembangan kurikulum diperlukan beberapa komponen yang menjadi pertimbangan dalam penyusunan kurikulum meliputi tujuan, bahan ajaran, proses belajar mengajar dan penilaian. Komponen ini mempunyai keterkaitan yang sangat erat antara satu komponen dengan komponen lainnya, mulai dari tujuan, proses belajar-mengajar dan penilaian ini tidak boleh saling berlawan. Jika terjadi saling berlawanan maka antara nilai kongnisi, afeksi dan psikomotorik akan menjadi berlainan dalam pengajaran dan pembelajarannya, khusunya proses penilaiannya. Kurikulum yang dihasilkan oleh dan atas pilihan para pengembang kurikulum diharapkan akan memberikan hasil yang diinginkan menurut apa yang dirumuskan dalam tujuannya.[2]
Untuk lebih jelasnya kita akan membahas tentang bagaimana prinsip-prinsip dalam mengembangkan kurikulum secara lebih mendetail.

B.     PEMBAHASAN
1.         Pengertian Kurikulum
Istilah Kurikulum berasal dari bahsa latin “ curriculum “ semula berarti “ a running course, or race course, especially a chariot race course “ dan terdapat pula dalam bahasa prancis  “ courier “ artinya to run , berlari ” kemudian istilah itu digunakan untuk sejumlah “ courses “ atau mata pelajaran yang harus ditempuh untuk mencapai suatu gelar atau ijazah.[3]
Dalam UU No. 2 tahun 1989 disebutkan bahwa pelaksanaan suatu kurikulum dalam sutuan pendidikan didasarkan atas kuriulum yang berlaku secara nasional dan kurikulum yang disesuaikan dengan keadaan serta kebutuhan lingkungan dan cirri khas suatu pendidikan yang bersangkutan. [4]
Definisi kurikulum yang popular adalah “ the curriculum of a school is all the experience that pupils have under the guidance of the school “ yakni segala pengalaman anak disekolah dibawah bimbingan sekolah.[5]  
Dalam pandangan pendidikan Islam, disampaikan bahwa kurikulum pendidikan Islam pada periode Rasulullah baik di Makkah maupun di Madinah adalah al-Qur’an yang Allah wahyukan sesuai dengan kondisi dan situasi, kejadian dan peristiwa yang dialami ummat Islam pada saat itu, [6]
Berdasarkan beberapa pengertian di atas,  Penulis dapat mengambil intisari bahwa kurikulum merupakan sekumpulan materi ajaran yang berbentuk ringkasan kata-kata kunci yang disusun secara sistematis untuk memudahkan seorang pengajar melakukan proses penyusunan, melakukan pembelajaran, dan melakukan penilaian dalam proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan tujuan pendidika yang ada. Apakah kurikulum tersebut sudah sesuai dengan kompetensi atau belum dengan kebutuhan peserta didik ?
Dalam pengembangan kurikulum harus melihat secara jelas tentang perumusan tujuan kurikulum kemudian penentuan/pemilihan bahan ajar, proses belajar mengajar dan yang terakhir adalah membuat alat penilaiannya,[7] lihat gabar berikut :
















 


  Dari konsepsi di atas dapat dilihat secara jelas tentang perencanaan dalam penyusunan kurikulum. Dalam melakukan penyususnan kurikulum harus memperhatikan langkah-langah dalam penyusunan, kurikulum mempunyai empat komponen utama yaitu tujuan, bahan pelajaran, proses belajar mengajar dan penilaian. Dalam pengembangan kurikulum komponen tersebut harus diperhatikan, karena antara komponen satu dengan komponen yang lain saling berhubungan yang erat dan saling ketergantuang.[8]

2.         Prinsip-Prinsip Pengembangan Kurikulum
Satuan pendidikan yang akan melakukan pengembangan kurikulum harus memperhatikan beberapa hal tentang keterkaitan ilmu secara teoritis tentang pengembangan kurikulum meliputi struktur kurikulum, konsep-konsep kurikulum, tujuan kurikulum, bahan pelajaran, anak didik, organisasi kurikulum, evaluasi kurikulum dan langkah/ prinsip pengembangan kurikulum itu sendiri.
Dalam pembahasan makalah ini, penulis tidak akan mengurai secara rinci tentang hal-hal yang terkait di atas, penulis hanya akan menjelaskan dan menyebutkan langkah/ prinsip pengembangan kurikulum secara umum kemudian baru akan menjelaskan secara lebih khusus membidik persoalan kurikulum Islam.
Penulis membuat sekema tersebut, dimaksudkan untuk memudahkan dalam pemahan makalah ini dan kesesuaian antara proses perkuliahan yang kita lakukan (sebagai calon pendidik Islam) kita minimal memahami sebagian tentang prinsip-dalam pengembangan kurikulum Islam.
Dalam melakukan pengembangan kurikulum, satuan pendidikan harus memegang prosedur dasar yang harus diperhatikan, meliputi :
a.       Pengembangan kurikulum harus memperhatikan secara mendetail tentang aspek filsafah, aspek psikologi atau kebutuhan masyarakat, serta kesesuaian dengan tingkat perkembangan anak didik.
b.      Harus melihat kepada prinsip-prinsip pembinaan dan pengembangan kurikulum yaitu (i) prinsip relevansi, aksudnya adalah adanya kesesuaian dengan lingkungan baik social, geografis, maupun lingkungan keluarga, (ii) prinsip efektifitas, yaitu sejauh mana penambahan mata pelajaran itu menyumbang pencapaian tujuan pendidikan sekolah/ madrasah, (iii) prinsip efisiensi, yaitu sampai seberapa jauh sumber-sumber yang ada dilingkungan itu mendukung pelaksanaan pembelajaran itu, (iv) prinsip kontinuitas, yaitu apakah mata pelajaran itu merupakan prasyarat untuk mata pelajaran lain atau dapat dikembangkan lebih lanjut di tingkat yang lebih tinggi.[9]      
Beberapa pendapat tentang prinsip atau langkah-langkah dalam melakukan pengambangan kurikulum :
1.        Menurut Model Tyler
Dalam pengembangan kurikulum, Model Tyler mengemukakan beberapa pertanyaan dalam mengembangkan pendidikan sebagai berikut :
a.       Tujuan pendidikan apa yang ingin dicapai sekolah/ madrasah ?
b.      Pengalaman-pengalaman edukatif apa yang dapat diberikan agar tujuan itu kiranya dapat dicapai ?
c.       Bagimanakah bahan itu harus diorganisasi agar efektif ?
d.      Bagaimanakah dapat ditentukan apakah tujuan itu dapat tercapai ?
Dari pendapat Model Tyler dapat disimpulkan bahwa prinsip atau langkah dalam melakukan pengembangan kurikulum adalah menentukan tujuan pendidikan, menentukan proses belajar mengajar, menentukan organisasi kurikulum, menentukan cara menilai hasil belajar
2.        Model Hilda Taba
Dalam pandangan Hilda Taba pengembangan kurikulum dilakukan secara umum dengan langkah-langkah sebagai berikut :
a.       Menetukan tujuan pendidikan
·         Merumuskan tujuan umum
·         Mengklasifikasi tujuan-tujuan
·         Merinci tujuan-tujuan berupa pengetahuan (fakta, ide, konsep), berfikir, nilai-nilai, sikap, emosi dan perasaan, ketrampilan.
·         Merumuskan tinjauan dalam bentuk yang spesifik
b.      Menseleksi pengalaman belajar
·         Relevansi dengan kenyataan sosial
·         Balance ruang lingkup dan kenyataan
·         Menentuan pengalaman belajar yang luas serta beraneka ragam
·         Penyesuaian dengan pengalaman serta kebutuhan dan minat siswa.
c.       Mengorganisasi bahan kurikulum dan kegiatan belajar
·         Menetukan organisasi kurikulum
·         Menentukan urutan
·         Mengusahakan integrasi
·         Menentukan focus pelajaran
d.      Mengevaluasi hasil kurikulum
·         Menentukan criteria penilaian
·         Menyusun program evaluasi komprehenship
·         Teknik pengumpulan data
·         Interpretasi data evaluasi
·         Menterjemahkan evaluasi kedalam kurikulum.[10]
3.        Menurut al-Taumi prinsip dasar yang di jadikan pegangan pada waktu menyusun kurikulum ada 7 macam yaitu:
a.       Prinsip pertama; pertautan yang sempurna dengan agama, termasuk ajaran dan nilainya. Maka setiap yang berkaitan dengan kurikulum teremasuk falsafah, tujuan, kandungan, metode mengajar, cara-cara perlakukan dan hubungan yang berlaku dalam lembaga pendidikan harus berdasarkan pada agama dan ahlak Islam.
b.      Prinsip kedua ; prinsip menyeluruh (universal) pada tujuan dan kandungan kurikulum
c.       Prinsip ketiga ; keseimbangan yang relative antara tujuan dan kandungan kurikulum. Kalau ia memberikan perhatian besar aspek sepiritual dan ilmu syariat, tidaklah ia membolehkan aspek spiritual itu melampaui aspek penting yang lain dalam kehidupan, juga tidak boleh ilmu syariat melampaui ilmu, seni dan kegiatan lain yang tidak dapat harus diadakan untuk individu dan masyarakat.
d.      Prinsip keempat; berkaitan dengan bakat, minat, keapuan, dan kebutuhan pelajar
e.       Prinsip kelima ; peeliharan perbedaan individu di antara pelajar dan bakat, minat, kemampuan, kebutuhan dan masalahnya, dan jangan memelihara perbedaan dan kelainan di antara alam sekitar dam masyarakat.
f.       Prinsip keenam ; prinsip perkembangan dan perubahan Islam yang menjadi sumber pengambilan falsafah, prinsip, dasar kurikulum, metode pengajaran pendidikan Islam mencela keras sifat meniru (taklid) secara membabi buta dan membeku pada yang kuno yang diwarisi dan mengikuti tanpa melakukan proses pendalaman atau selidik.
g.      Prinsip ketujuh ; prinsip peraturan antara mata pelajaran, pengalaman dan kreativitas yang terkandung didalam kurikulum.[11]     

C.     KESIMPULAN
Berdasarkan pembahasan makalah di atas, penulis dapat menyimpulkan sebagai berikut :
1.      Kurikulum merupakan sekumpulan materi ajaran yang berbentuk ringkasan kata-kata kunci yang disusun secara sistematis untuk memudahkan seorang pengajar melakukan proses penyusunan, melakukan pembelajaran, dan melakukan penilaian dalam proses belajar mengajar yang disesuaikan dengan tujuan pendidika yang ada. Apakah kurikulum tersebut sudah sesuai dengan kompetensi atau belum dengan kebutuhan peserta didik.
2.      Melihat begitu banyaknya pendapat tentang prinsip pengembangan kurikulum, secara umum prinsip-prinsip pengembangan kurikulum menurut penulis harus terdapat hal-hal sebagai berikut :
a.       Tujuan pendidikan
b.      Proses pembelajaran
c.       Pengelolaan/ pengorganisasian kurikulum
d.      Penilaian hasil belajar/ cara penilaian hasil belajar.




DAFTAR PUSTAKA

Nasution, S, Prof., DR., M.A., Pengembangan Kurikulum, Bandung, Citra Aditiya Bakti, 1993
Murtadho Ali, Drs., H., M.Pd.I., Sejarah Pendidikan Islam, Jepara, INISNU, 2012
Suetjipto, Prof., dan Kosasi Raflis, Drs., M.Sc.,Profesi Keguruan, Jakarta, Rinika Cipta, 1999
Nur Uhbiyati, Dra., Hj., dan Hamdi Abu, Drs., H., Ilmu Pendidikan Islam, Bandung, Pustaka Setia, 1998  

1 komentar: